Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur, Situs Tertua di Dunia

    Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur, Situs Tertua di Dunia
    Situs Megalitikum Gunung Padang

    Cianjur - Misteri dan keindahan alam sekitarnya membuat situs megalitikum bagai magnet.Situs Gunung Padang merupakan peninggalan Megalitikum berbentuk punden berundak yang terletak di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulaan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

    Dengan luas mencapai 291.800 m⊃2;, situs ini tercatat sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.Keberadaan Situs Gunung Padang pertama kali diteliti oleh Nicolaas Johannes Krom pada 1914.Setelah diteliti, diketahui bahwa situs ini telah dibangun pada sekitar 500-220 SM oleh para penganut tradisi megalitik.Bahkan struktur bangunan yang paling bawah diduga berusia lebih tua lagi, yakni berumur 8000 SM.Sejarah penemuanNama Gubung Padang sebenarnya telah diketahui sejak 1891.Tetapi, keberadaan kompleks punden berundak di lokasi tersebut baru dilaporkan pada 1914 oleh Nicolaas Johannes Krom.

    Dalam tulisannya yang berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan), Krom melaporkan bahwa di puncak Gunung Padang terdapat empat teras yang seluruhnya disusun dari batu kasar dan dihiasi batu tegak yang terbuat dari andesit.

    Selain itu, di setiap terasnya terdapat gundukan tanah yang ditimbun batu. Krom pada awalnya mengidentifikasi temuan itu sebagai makam, karena bentuknya yang menggunduk.Karena keterbatasan akses ke situs, temun bersejarah di Gunung Padang sempat terlupakan selama beberapa dekade.Setelah itu, situs ini terus diteliti dan diketahui bahwa bangunan di Gunung Padang adalah punden berundak yang berasal dari tradisi megalitik masa prasejarah.Material penyusun punden berundak di situs ini berupa batu-batu besar andesit yang berbentuk tiang-tiang, dengan panjang dominan sekitar satu meter.

    Setiap teras mempunyai pola-pola bangunan batu yang berbeda-beda, dengan fungsi yang berbeda pula.Teras pertama merupakan bangunan terluas, dengan jumlah batuan paling banyak. Semakin ke atas, jumlah batunya pun semakin berkurang.Batu-batu yang jumlahnya sangat banyak tersebut tersebar hampir menutupi seluruh puncak Gunung Padang.Saat ini, kondisinya mengalami kerusakan pada beberapa bagian karena faktor alam ataupun aktivitas wisata yang tidak terkendali.

    Akibatnya, banyak batu punden yang lepas, miring, aus, terkelupas, retak, patah, dan jatuh ke lereng ataupun kaki bukit.Fungsi Situs Gunung PadangBerdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pendirian bangunan-bangunan di Situs Gunung Padang berhubungan dengan tradisi pemujaan nenek moyang yang berakar jauh di masa prasejarah.Dalam sebuah studi terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union 2018, tim peneliti Indonesia memaparkan data-data yang menyatakan bahwa Gunung Padang merupakan struktur piramida tertua di dunia.

    Penelitian mereka, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun, mengungkapkan bahwa Gunung Padang tidak hanya bukit seperti yang biasa kita lihat, melainkan serangkaian struktur kuno dengan fondasi berasal dari sekitar 10 ribu tahun lalu (atau bahkan lebih tua).

    Di antara bangunan megalitik yang ditemukan di Kabupaten Cianjur, punden berundak di Gunung Padang adalah yang terbesar dan terlengkap.Sejauh ini, juga belum ditemukan keberadaan sisa permukiman yang dapat dihubungkan dengan pembangunan punden.Oleh karena itu, para peneliti meyakini bahwa punden memang ditempatkan jauh dari masyarakat dan Situs Gunung Padang tampaknya cenderung diposisikan sebagai tempat suci, daripada sebagai bagian dari hunian kuno.Saat ini, Situs Gunung Padang telah ditetapkan menjadi situs cagar budaya dan menjadi destinasi wisata sejarah yang penting di Kabupaten Cianjur.

    Sumber: Kemdikbud                                                      Oleh : Anwar Resa

    Cianjur
    Anwar Resa

    Anwar Resa

    Artikel Sebelumnya

    Cantiknya Gadis Cikembar, Hingga Terbunuhnya...

    Artikel Berikutnya

    Indonesia Berduka, Putra Bangsa Buya Syafii...

    Berita terkait